Pendidikan pada anak usia dini, dalam hal ini anak usia Taman Kanak-Kanak pada dasarnya meliputi
seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik/guru dan orang tua
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang dapat memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya
dari lingkungan. Hal tersebut diperoleh anak melalui cara mengamati, meniru,
dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Sementara itu, angka (bilangan) merupakan hal yang sering dijumpai oleh
anak. Dalam keseharian mereka menghabiskan sebagian waktunya dengan permainan
yang menggunakan bilangan. Meskipun sering menggunakan bilangan, konsep
bilangan sendiri merupakan suatu hal yang abstrak. Karena konsep bilangan
bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak TK dimana
pemikiran mereka lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkret. Menurut
Depdiknas (2002: 24) menyatakan bahwa agar anak dapat memahami konsep bilangan
yang bersifat abstrak diperlukan benda-benda konkret sebagai perantara atau
visualisasinya.
Salah satu prinsip pembelajaran matematika di TK menurut Coopley (dalam
Andriyani, 2009: 38) adalah memperhatikan lingkungan dan media. Karena itu
dalam pembelajaran konsep matematika diperlukan penataan lingkungan dan
dukungan media yang bervariasi atau sesuai. Dadu sebagai media dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika untuk mengembangkan konsep bilangan. Media dadu
tersebut mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan,
memiliki bentuk yang sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti.
Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak
TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi belajar anak
karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang
ditunjukkan dengan rasa senang mendorong anak untuk berfikir positif terhadap
pembelajaran konsep angka.
Diakui memang sebaiknya pembelajaran (kegiatan pengembangan) matematika di TK,
seperti juga membaca dan menulis tidak diajarkan di TK, tetapi kegiatan
pengembangan tersebut sebaiknya bersifat pengenalan dan dilakukan melalui
kegiatan bermain dalam suasana yang gembira dan menyenangkan.
Hal ini sesuai dengan motto kegiatan pengembangan di TK, yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya
bermain. Oleh karena itu khususnya anak TK perlu diberikan pendidikan yang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara memperkaya lingkungan
belajar sambil bermainnya. Itu berarti orang dewasa (guru TK) perlu memberi
peluang yang luas kepada anak untuk menyatakan diri, berekspresi, berkreasi dan
menggali berbagai sumber terunggul yang tersembunyi dalam diri anak.
Bertolak dari uraian di atas, dan dalam rangka
mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mengoptimalkan potensi kemampuan
kognitif yang dimiliki anak TK Musdalifah, dimana saat peneliti melakukan observasi awal
diperoleh keterangan bahwa perkembangan kemampuan dasar kognitif anak berada
pada tingkatan
yang relatif kurang.
Diperlukan suatu upaya yang konkret untuk dapat menemukan cara tepat berkenaan dengan
pembelajaran bidang pengembangan kognitif
anak, khususnya yang berkaitan dengan pengenalan angka.
Untuk itu, peneliti mengajukan penelitian dengan judul meningkatkan
kemampuan kognitif anak TK Musdalifah dalam mengenal angka melalui permainan dadu.
Selengkapnya......
mana ni pak terusanya?
BalasHapusKok sepotong?
BalasHapus