Senin, 08 Februari 2010

APA YANG KITA (GURU) LAKUKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA?

Sebagian besar dari kita para guru matematika menggunakan waktu pembelajaran di kelas dengan kegiatan-kegiatan yang rutin seperti membahas tugas-tugas yang lalu (±20 menit), memberi materi pelajaran dengan metode ceramah, tanya-jawab (±25 menit), memberi tugas berupa soal lalu menunjukkan cara penyelesaiannya (±15 menit) dan diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah (±15 menit). Kegiatan-kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap hari, dan menganggap bila kelas telah usai maka berarti kita telah ’menggugurkan kewajiban kita’. Walhasil, siswa menjadi bosan sehingga minat mereka berkurang dan berimbas pada hasil belajar mereka yang tidak memuaskan.

Mengapa hal itu terjadi?

Pertanyaan itu sering muncul setelah kita memandang hasil-hasil pekerjaan mereka sesaat setelah evaluasi pembelajaran yang kita lakukan. Parahnya, kita malah dengan enteng menganggap siswa kitalah yang salah, tidak mampu belajar, dan lain-lain ungkapan kekecewaan kita. Padahal, anak ke sekolah dengan membawa segala keterbatasannya. Mereka masih menganggap bahwa bermain masih merupakan bagian dari keseharian mereka. Olehnya itu kita perlu merefleksi diri dengan melihat kembali sudah berapa jauh metode yang kita lakukan cocok dengan perkembangan mereka.
Pun bagian penting yang sering kita lupakan adalah karakteristik matematika itu sendiri yang mempunyai objek yang bersifat abstrak, sehingga kita dalam pembelajarannya tidak mengaitkan materi matematika dengan hal konkret dari lingkungan siswa atau dengan pengetahuan awal yang telah mereka miliki dan mereka kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika mereka. Patut kita ingat bahwa bila siswa belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka ia akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.

Untuk itu kegiatan pembelajaran yang rutin kita lakukan perlu diubah. Hal itu memerlukan kreatifitas dan kesungguhan yang bersifat inovatif. Kretifitas pembelajaran perlu diusahakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif dengan mempertimbangkan kemampuan kita para guru terutama dalam penguasaan materi, penguasaan metode, mengelola kelas, dan memilih media serta alat evaluasi yang tepat/cocok untuk diberikan kepada siswa.
Berkaitan dengan penguasaan metode, patut diimplementasikan beberapa trik untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika yaitu:

1.Memulai dengan cara yang menarik.
Ungkapan ’lima menit pertama merupakan saat penting’ mungkin berarti kesuksesan atau kegagalan dalam pembelajaran. Dengan demikian sangat penting menarik perhatian siswa di awal pertemuan. Menggunakan pertanyaan yang memancing perhatian dan bersifat menantang, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menduga, berdiskusi atau bahkan berdebat untuk memperoleh jawabannya. Tentu saja pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan pada hari itu dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.

2.Gunakan topik kehidupan matematikawan.
Kehidupan dan pandangan-pandangan para matematikawan penuh dengan cerita-cerita menarik. Cerita-cerita menarik tersebut dapat disajikan untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa di kelas. Bentuk motivasi yang patut dicoba seperti dilakukan oleh Plato (filsuf Yunani) yang di atas pintu gerbang akademis yang didirikannya memasang semboyan ’Jangan Biarkan Orang Yang Tidak Tahu Geometri Masuk Ke Sini’. Guru dapat memodifikasinya menjadi semboyan yang sesuai kemudian dipasang di pintu atau depan kelas.

3.Gunakan alat peraga dengan efektif.
Pembelajaran matematika dengan alat peraga merupakan dua hal yang sangat dekat, mengingat obyek matematika yang abstrak sehingga sangat perlu ’dikonkretkan’. Olehnya itu gunakan alat peraga yang sangat dekat dengan kehidupan keseharian siswa agar mereka dapat mengembangkan pembelajarannya.

4.Memfasilitasi siswa untuk melakukan penemuan.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penemuan efektif merangsang dan memelihara minat siswa serta membantu memunculkan ide-ide kreatifitas dalam pembelajaran. Untuk itu kita perlu memfasilitasi mereka dengan memandu diskusi, memberikan pertanyaan yang sifatnya menuntun dan memperkenalkan ide pokok bila perlu. Bahkan pada level tinggi kita dapat men-setting kelas pada situasi sebenarnya dan meminta siswa melakukan penemuan sendiri menggunakan intuisi dan pengalaman mereka melalui sedikit atau tanpa arahan kita.

5.Akhiri pelajaran dengan menarik.
Memberikan topik matematika yang menarik dibeberapa menit terakhir sebelum kelas berakhir dapat membuat siswa menyesali mengapa jam belajar matematika terasa cepat berakhir, ibarat serial TV yang digandrungi anak-anak, disaat klimaks cerita sinetron namun waktu penayangannya tiba-tiba berakhir. Beberapa topik matematika yang dapat diberikan antara lain teka-teki matematika, permainan matematika, matemagis, atau kuis berhadiah.

Upaya pencapaian tujuan pembelajaran matematika yang efektif memang dipengaruhi oleh kemampuan guru. Namun, kualitas pribadi guru itu sendiri perlu diperhatikan. Bagi sebagian besar siswa, mata pelajaran matematika adalah momok bagi mereka, janganlah kita menambah momok itu dengan menunjukkan kualitas pribadi yang dapat menjauhkan kita dengan anak-anak. Kita harus menunjukkan ketulusan kita dalam pembelajaran. Dengan menerapkan metode-metode di atas, ditambah membawakannya dengan lugas, bergairah, penuh arti dan didukung oleh tingkah laku kita yang mengesankan, siswa akan menunjukkan antusiasnya dalam belajar.

Hmmm......

Kendari, 20 Januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda