Rabu, 09 Desember 2009

DAMPAK TEKNOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL

A. Pendahuluan

Harus diakui bahwa IPTEK merupakan pencapaian tertinggi dalam kebudayaan manusia, dan produk penerapannya dapat memberi banyak manfaat bagi manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan meringankan beban hidupnya. Namun adakalanya manusia harus berada dalam keliling teknologi yang dapat membuat manusia demikian tergantung, pada saat bersamaan juga harus dipikirkan teknologi yang berbudaya. Artinya adalah teknologi justru seharusnya membuat manusia lebih berbudaya karena pada prinsipnya teknologi hanyalah sekedar alat bantu dalam bagian hidup manusia.
Saat ini kita berada pada era informasi, dimana kita hidup di zaman yang ditopang oleh kemajuan teknologi informasi yang memicu terjadinya ledakan informasi, yang membawa berubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Informasi saat ini menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Informasi ikut berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang dan institusi. Peneliti, dosen, mahasiswa dan pelajar sangat memerlukan informasi untuk mendukung sukses belajar dan kegiatan penelitiannya. Bagi institusi, informasi sangat membantu dalam mencapai tujuan yang ditetapkan serta dalam proses keputusan. Sebagai contoh dalam dunia pendidikan dikenal Jaringan Informasi Pendidikan (JIP) yang sangat membantu dalam pengelolaan informasi di dunia pendidikan. Dalam dunia industri juga mereka berlomba-lomba membangun sistem informasi manajemen (SIM) yang handal sehingga dapat membantu pimpinan dalam mengambil kebijakan dan strategi yang harus diambil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat saat ini adalah masyarakat informasi. Hal ini dapat dilihat dari posisi stragegis informasi itu sendiri bagi kehidupan masyarakat serta sikap masyarakat dalam memberlakukan informasi.
Selain itu masyarakat informasi juga ditandai dengan tumbuh suburnya industri yang produknya adalah informasi. Industri tersebut eksis karena informasi yang merupakan produknya dikonsumsi oleh masyarakat. Artinya masyarakat saat ini sangat membutuhkan informasi. Industri pertelevisian, radio dan media massa merupakan contoh dari industri informasi yang tumbuh subur saat ini.
Stasiun televisi dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap tayangan yang disiarkannya, terlebih di era reformasi ini. Kebebasan berekspresi menjadi tembok perlindungan yang kokoh bagi stasiun televisi, disamping itu logika bisnis tentu paling dominan dalam pengambilan kebijakan pihak stasiun televisi. Sebagai usaha bisnis, stasiun televisi akan berusaha untuk mendapatkan pemasukan iklan sebanyak-banyaknya. Semakin tinggi rating sebuah tayangan akan memberikan dampak berupa pemasukan iklan yang besar. Artinya, semakin banyak penonton/pemirsa yang dapat dipengaruhi oleh iklan mereka dan penghujungnya adalah penjualan produk akan meningkat, terlepas dari muatan tayangan yang dianggap bertentangan dengan nilai pendidikan.
Olehnya itu, menarik untuk dikaji dampak teknologi dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat kita. Mengingat perkembangan teknologi yang mencakup banyak hal, maka pembahasan ini dibatasi pada dampak teknologi informasi terhadap perubahan sosial masyarakat.

B. Pembahasan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam distribusi informasi dan memicu terjadi ledakan informasi. Teknologi informasi dan komunikasi ikut andil dalam pembentukan masyarakat. Perkembangan teknologi komputer, internet, produk-produk komunikasi serta semakin majunya dunia broadcasting menyebabkan informasi dapat didistribusikan dengan mudah, cepat dan tepat. Informasi dapat disampaikan kepada manusia di mana saja yang membutuhkan dengan kemajuan teknologi yang ada.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan masyarakat di dunia berada dalam satu jaringan besar. Jaringan besar tersebut yang memungkinkan distribusi informasi berjalan secara cepat, tepat dan masyarakat mudah untuk mengaksesnya. Informasi saat ini seolah-olah berada digenggaman tangan masyarakat.
Ledakan informasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi membawa perubahan dalam masyarakat saat ini. Perubahan itu meliputi perubahan sikap masyarakat dalam interaksi sosial sehari-hari atau perubahan yang terjadi pada pranata sosial yang ada dimasyarakat saat ini.
Perubahan sosial yang terjadi dalam konteks sikap masyarakat dapat dilihat dari pola interaksi masyarakat dan bagaimana masyarakat bersikap dengan informasi yang ada. Ambil contoh televisi dan tayangannya yang kadang berbenturan dengan nilai dan norma masyarakat pun membawa dampak. Salah satu dampak negatif televisi adalah perilaku agresi. Agresi adalah setiap bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain (Baron dan Byrne, dalam Widodo; 2008). Sears (1991) menyatakan bahwa agresi tidak sebatas pada perilaku namun mencakup juga maksud tindakan seseorang untuk merusak dan melukai orang lain. Lebih lanjut Sears menyatakan bahwa meningkatnya proporsi adegan kekerasan dalam film maupun televisi melahirkan kekhawatiran akan timbulnya pengaruh negatif bagi penonton. Kekhawatiran ini ini didasarkan pada sifat penyiaran televisi yang dengan mudah menjangkau rumah-rumah dengan begitu bebas dan tanpa kendali. Effendy (1993), berpendapat bahwa kekhawatiran terhadap adegan kekerasan pada tayangan televisi berkaitan dengan pengaruh psikologis televisi pada khalayak. Lebih lanjut ia bahwa dari televisi, orang dapat belajar banyak tentang informasi dan memahami tentang dunia dan bagaimana berperilaku dalam masyarakat, antara lain mempelajari hubungan sosial, nilai-nilai perilaku sosial dan bahkan anti-sosial.
Pengaruh teknologi informasi saat ini juga membuat masyarakat semakin kritis, cerdas dan berani. Kritis yang dimaksudkan disini adalah sikap kritis untuk mengkritisi berbagai persoalan yang ada disekitarnya mulai itu dalam bidang pendidikan bahkan sampai politik. Masyarakat mulai berani menggungkapkan pendapat apabila sesuatu persoalan tidak sepaham dengan pendapat yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena informasi saat ini dapat diperoleh dengan mudah dan saat ini kita berada dalam era keterbukaan. Semua dapat berkomentar di era semacam ini, tentunya dengan etika argumentasi tersebut harus didasari oleh teori atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dinamika informasi yang terjadi memotivasi masyarakat dan mencerdaskan masyarakat. Saat ini setiap orang dapat memanfaatkan informasi dengan tujuan menambah wawasan, belajar atau hanya sekedar untuk hiburan, mereka dapat mengakses informasi tanpa membedakan status sosial yang disandang seiring dengan demokratisasi informasi. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan bangsa ini karena dapat berperan dalam mencerdaskan bangsa Indonesia.
Untuk perubahan yang terjadi dalam konteks pranata sosial dapat dilihat dengan berubahnya format pranata sosial serta munculnya lembaga-lembaga baru dibidang pengelolaan informasi. Sekarang lembaga-lembaga pelayanan publik atau lembaga sosial lainnya mulai berubah dengan menerapkan e-government dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang informatif dan akuntabel. Lembaga-lembaga tersebut mulai menerapakan automasi dalam layanannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang cepat, informatif dan transparan.
Selain itu melihat urgensi dari informasi bagi masyarakat pemerintah juga membentuk departemen baru dengan nama Departemen Komunikasi dan Informasi yang bertanggung jawab terhadap manajemen komunikasi dan informasi di Indonesia. Terdapat pula Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berfungsi mengontrol dan memantau materi informasi yang diberikan kepada masyarakat. Lembaga ini merupakan beberapa pranata sosial yang ada dimasyarakat kita.
Sedangkan perubahan pranata sosial dibidang pengelolaan informasi adalah dengan semakin meningkatnya kualitas layanan lembaga pengelola informasi, antara lain perpustakaan, kantor arsip atau lembaga pengelola informasi-informasi baru. Saat ini kualitas layanan perpustakaan semakit cepat dan depat. Dalam dunia perpustakaan muncul istilah digital library, koleksi digital atau arsip digital. Selain itu perpustakaan atau kantor arsip yang dulunya merupakan lembaga non profit mulai bergeser kearah lembaga semi profit ini tentu merupakan bagian dari perubahan sosial. Selain itu muncul lembaga-lembaga informasi baru yang memfokuskan layanannya dalam bidang tertentu. Misalnya munculnya pusat informasi pariwisata, pusat informasi bisnis atau pusat informasi rumah kontrakan. Lembaga-lembaga tersebut merupakan pranata sosial yang muncul karena informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat bahkan dapat menjadi komoditi bisnis.
Drai uraian di atas, dapat dilihat pengaruh teknologi informasi terhadap perubahan sosial. Hal ini sejalan dengan teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Thorstein Veblen dan Ogburn sebagai tokoh utama Teori Material (Endrapradana, Sutedjo dan Pardjito, 2005:5) bahwa teknologi sebagai faktor utama terjadinya perubahan sosial. Ini diperkuat dengan pendapat Molototch (dalam Endrapradana, Sutedjo dan Pardjito, 2005:331) yang menyatakan bahwa salah satu ciri modernitas sebagai titik sentral perubahan sosial adalah kemunculan dan penyebaran media massa, yang merupakan instrumen kuat untuk mengartikulasikan, membentuk, dan menyatukan keyakinan, merumuskan dan menyebarkan pesan ideologis serta membentuk pendapat umum yang melampaui batas lokal. Perasaan akan masalah bersama dan solidaritas ini merupakan syarat sosio-psikologis untuk kemunculan gerakan sosial.

C. Penutup

Informasi memang membawa perubahan dalam masyarakat mulai dari gaya hidup sampai pola berpikir. Perubahan ini akan terus terjadi sejalan dengan dinamika informasi dan teknologi yang terjadi.
Olehnya itu, teknologi tidak boleh terbebas dari nilai-nilai sosial masyarakat yang positif, bahkan mesti dilandasi oleh norma religius. Paling tidak, harus ada etika teknologi, sehingga dapat tercipta teknologi aplikatif yang berbudaya. Dengan teknologi yang berbudaya maka perubahan sosial manusia juga akan terjadi dengan wajah-wajah yang lebih berbudaya, yaitu mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Sehingga tidak terjadi suatu keadaan di mana dengan teknologi suatu kelompok orang berusaha menguasai, menjajah dan mengeksploitasi sekelompok orang lain. Agaknya kunci semua itu ternyata terletak pada manusianya. Manusialah yang harus berbudaya. Sehingga ia akan menciptakan dan sekaligus menggunakan teknologi itu secara berbudaya pula. Jadi, teknologi menjadi berbudaya manakala dikendalikan oleh akhlak mulia para perancang, pencipta dan penggunanya. Walhasil, manusialah yang harus memperalat ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sekali-kali tidak boleh terjadi teknologi yang justru memperalat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda